
Ketua Kirab Satu Negeri zona Sabang, Abdul Kharis Ma’mun, mengatakan, tim kirab menggelar mujahadah dan doa bersama untuk Indonesia, sekaligus upacara pelepasan tim Kirab dari Kilometer Nol Sabang pada pagi hari kemarin.
Tim Kirab ini dilepas dari terluar Indonesia yaitu Sabang, Rote, Miangas, Nunukan dan Maurauke. Dari lima titik itu mereka berjalan ke seluruh provinsi dan puncaknya akan berlangsung di alun-alun kidul Keraton Yogyakarta pada 26 Oktober 2018 yang rencananya akan dihadiri presiden RI, Jokowi.
“Kita sebagai anak bangsa yang punya komitmen tentang 4 pilar kebangsaan yaitu, NKRI, Pancasila, UUD dan Bhinneka Tunggal Ika itu harus tersuarakan agar NKRI tetap terjaga,” sebut Abdul Kharis.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, H Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutan yang dibacakan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Ansor Aceh, Hasan Basri Sagala di Banda Aceh, mengingatkan bangsa Indonesia tentang adanya ancaman dari sekelompok kecil orang yang ingin mengubah atau merusak konsensus kebangsaan kita.
Selain itu, ia juga memperingatkan adanya ancaman dari pihak-pihak yang menggunakan agama sebagai alat politik dan menjadikan agama sebagai sumber konflik. Dalam situasi seperti ini, mayoritas rakyat Indonesia lebih memilih diam.
“Dalam skala global, kita juga prihatin atas kondisi negara-negara lain, khususnya dunia Islam, yang saat ini dilanda konflik dan peperangan yang tak kunjung usai. Empat kondisi inilah yang menjadi alasan mengapa Kirab Satu Negeri ini digelar,” ujarnya.
Dalam kegiatan Kirab Satu Negeri di Banda Aceh terdapat beberapa tokoh yang melakukan orasi kebangsaan. Tokoh pemuda Aceh, Dr Fajran Zain dalam orasinya mengatakan, tujuan penting bernegara, adalah bagaimana persatuan dijaga, kemakmuran dicapai, rakyat sejahtera. Sementara proses politik yang terjadi, seperti Pemilihan Presiden atau Pemilihan Legislatif hanyalah bagian-bagian dari proses menuju untuk mencapai tujuan tersebut.
Tokoh Perdamaian Aceh, Munawar Liza mengatakan Aceh pernah menjadi sebuah negara, sebuah kekuatan Asia Tenggara dalam bidang ilmu pengetahuan dan perdagangan. Aceh pernah menjadi kiblat nusantara, pernah menjadi batu loncat orang-orang yang akan menuntut ilmu ke luar negeri.
“Aceh pernah membantu Masjidil Haram untuk pengelolaannya tatkala negara-negara waktu itu diperintah oleh Daulah Turki Usmani,” ujarnya.
Sekretaris PW NU Aceh, Asnawi M Amin, mengatakan Nahdlatul Ulama sebagai Organisasi Kemasyarakatan (ormas) menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada GP Ansor karena telah mengambil peran sebagai pemuda untuk berbuat yang terbaik untuk Indonesia.
“Mudah-mudahan kegiatan yang dilakukan ini akan dicatat oleh sejarah bahwa GP Ansor dari dulu sampai sekarang berjuang untuk agama, negara dan bangsa bersama dengan kelompok elemen masyarakat Indonesia lainnya,” ujar Asnawi.(mun)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul GP Ansor Lepas Kirab Satu Negeri di Titik Nol, http://aceh.tribunnews.com/2018/09/17/gp-ansor-lepas-kirab-satu-negeri-di-titik-nol.
Editor: bakri