Budidaya Tanaman hidroponik
Informasi : Khitanan masal Bakal Diadakan pada bulan Juli 2025.

Budidaya Tanaman hidroponik

Media Ansor Wonoyoso
Sabtu, 15 Agustus 2020

Pandemi virus corona ( covid 19) membuat pamor hidroponik semakin populer. Mulai banyak orang kini terjun menggeluti budidaya tanaman berbasis urban farming tersebut.
Ada yang sekadar hobi, tak sedikit pula mereka yang serius menekuninya dan mulai dijadikan bisnis rumahan. Para pakar bilang, hidroponik juga jadi obat stres bagi mereka yang terlalu lama berdiam di rumah.
Lalu, berapa modal untuk memulai hidroponik?
Sahabat Mustofa anggota Banser wonoyoso dan juga praktisi hidropinik , mengungkapkan modal memulai budaya hidropinik sangat tergantung dengan model yang diinginkan.
Model biasanya menyesuaikan dengan luasan lahan. Semakin tinggi atau banyaknya tingkat, biayanya tentu akan semakin mahal dan tergantung jumlah pipa PVC yang terpakai. Kisarannya bisa menghabiskan Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.

"Kalau untuk pemula, sekedar hobi dan memenuhi kebutuhan sayuran untuk dapur sendiri, bisa mulai dengan ukuran 1x4 meter. Bahkan bisa 1x2 meter dengan dibuat meninggi ke atas. Itu kira-kira untuk instalasi habis Rp 1,5 juta," jelas Mustofa kepada sorbanwonoyoso.com beberapa waktu lalu. 
Dilihat di sejumlah marketplace, mudah ditemukan paket instalasi hidroponik dengan pipa paralon. Sebagai contoh, media tanam dengan menggunakan pipa 2,5 tipe D, panjang 100 cm, lebar 50 cm, tinggi 90 cm, serta jumlah lubang 44 dijual seharga Rp 1,1 juta.
Model media tanam pipa hidroponik yang dijual di pasaran umumnya mudah dibongkar pasang. Peralatan dijual lengkap dengan modul instalasinya yang relatif cukup mudah dipahami.
Sementara, banyak pula instalasi hidroponik lengkap yang dijual di bawah Rp 1 juta, namun dengan spesifikasi yang lebih sederhana.

Menurut dia, kualitas sayur yang lebih baik membuat harga sayuran hidroponik relatif lebih mahal. Namun, faktor itulah yang membuat sayur-mayur yang dihasilkan dari kebun hidroponik memiliki segmen pasar tersendiri.
Lanjut Mustofa, kesadaran orang akan hidup sehat saat pandemi Covid-19 membuat permintaan sayuran dari kebun hidroponik meningkat. Berbeda dengan sayuran yang dijual di pasar, hidroponik menghasilkan sayuran yang relatif lebih segar dan bebas pestisida.

Beberapa sayuran yang dihasilkan di kebunnya antara lain kale, selada, dan berbagai jenis sawi seperti pakchoy, caisim, dan sawi putih.