Menyambangi makam tertua di jawa,bukit Wonobodro
Informasi : Khitanan masal Bakal Diadakan pada bulan Juli 2025.

Menyambangi makam tertua di jawa,bukit Wonobodro

Media Ansor Wonoyoso
Jumat, 28 Agustus 2020


Dipercaya sebagai petilasan Syekh Maghribi di Batang, kawasan pemakaman di Desa Wonobodro, Kecamatan Blado, itu begitu ramai dikunjungi peziarah. Kunjungan peziarah bahkan meningkat saat Ramadan, Idul Fitri, dan 13 Muharam.
Sorbanwonoyoso.com/ – Wonobodro bukanlah wilayah “terkenal” di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Namun, di kalangan masyarakat Muslim di Jawa, khususnya yang suka berziarah, desa di Kecamatan Blado itu tentu nggak asing. Yap, karena di sana ada satu bukit yang diyakini sebagai makam Syekh Maghribi.
Syekh Maghribi merupakan ulama terkemuka yang juga dikenal sebagai Syekh Maulana Malik Ibrahim. Di tlatah Jawa, sosok tersebut lebih masyhur dengan sebutan Sunan Gresik yakni ulama besar penyebar Islam yang telah ada sebelum hadirnya Walisongo di Jawa.
Makam di Kawasan Auliya Wonobodro (Wonobodro Islamic Center) bukanlah satu-satunya tempat Syekh Maghribi dimakamkan. Selain di lokasi yang berjarak sekitar 27 kilometer arah selatan dari pusat kota Batang itu, makamnya juga diyakini ada di Gresik, Pemalang, dan Yogyakarta.
Namun, Wonobodro tetaplah menjadi lokasi favorit bagi peziarah. Hingga kini, kawasan pemakaman Auliya Wonobodro itu masih asri dan terjaga kealamiannya. Di samping sosok yang juga diketahui sebagai Makdum As-Samarkandy itu juga ada makam sejumlah ulama lain.
Beberapa ulama yang disemayamkan di Wonobodro di antaranya tokoh pendiri Pekalongan Ki Ageng Wonobodro atau dikenal sebagai Ki Ageng Pekalongan, Syekh Jambu Karang, dan Syekh Fakir Sugih, serta beberapa pengikut Syekh Maghribi. Inilah kenapa Wonobodro acap disebut Kampung Wali.
Berwudu di kolam Kawasan Makam Auliya Wonobodro.
Wonobodro telah lama tersohor sebagai lokawisata religi legendaris di Jawa Tengah. Bukit tersebut hampir selalu ramai pengunjung, yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia.
Haul Syekh Maghribi
Dikutip dari Viva.co.id (30/1/2018), juru kunci pemakaman Kasdu'i menuturkan, Bukit Wonobodro atau kini lebih dikenal sebagai Wonobodro Islamic Center akan dibanjiri ribuan orang ketika memasuki Ramadan dan Idul Fitri.
"Tapi waktu kunjungan terpadat adalah pada 13 Muharam, yakni bertepatan haul (peringatan kematian) Syekh Maghribi," tuturnya.
Keramaian menjelang haul Syekh Maghribi di Wonobodro Islamic Center, Desa Wonobodro, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang.
Kasdu'i meyakini Syekh Maghribi memang meninggal dan dimakamkan di Kawasan Auliya Wonobodro, kendati belum ada bukti yang menguatkannya.
"Ya, yakin ini (Bukit Wonobodro) bukan sekadar petilasan, tapi juga pemakaman (Syekh Maghribi),” tutur Kasdu’i.
Pancuran dan Pohon Jlamprang
Selain makam-makan sebagai magnet utama, para peziarah umumnya juga datang untuk mengambil air di pancuran yang diyakini sebagai tempat Syekh Maghribi mengambil air wudu. Nggak sedikit peziarah yang mengambilnya untuk dibawa pulang lantaran dipercaya bisa menyembuhkan penyakit.
Pancuran yang dipercaya sebagai tempat Syekh Maghribi mengambil air wudu.
Oya, kamu yang berwisata ke tempat ini juga bakal menemukan satu pohon besar yang berdiameter sekitar delapan meter, lo.
Masyarakat setempat menyebutnya pohon Jlamprang. Nama itu dipakai lantaran pohon tersebut menampilkan urat-urat kayu dan garis-garis menonjol, menandakan ia yang sudah sangat tua.
Gimana, tertarik berkunjung ke sini? Nggak jauh, kok. Dari Semarang, melajulah ke barat hingga tiba di alun-alun Batang, lalu beloklah ke selatan menuju Desa Wonobodro di Kecamatan Blado. Nah, setelah itu kamu tinggal cari di mana Kampung Wali berada. Gampang!l